Label

Minggu, 23 Februari 2014

Makalah Perspektif Global


Makalah

Perspektif Global
Dosen : Dra. Windyanti, M.Pd.

Materi : Perspektif Global Dilihat dari Berbagai Visi


Disusun Oleh :

Misbakhul Munir
(1815118473)







PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013




KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kesempatan yang telah kami gunakan hingga sampai saat ini kami telah menyelesaikan tugas kami karena atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kita kesempatan dalam menggerjakan tugas ini dengan materi tentang Perspektif Global.

Atas panduan dari buku yang telah kami dapatkan untuk menjadi ketentuan hasil kami dan daya pikir kami tentang Perspektif Global Dilihat dari Berbagai Visi. Tak terlupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang mendukung kami dalam tugas ini.



Dengan tugas ini agar bisa menambah pengetahuan kami semua, tak terlupa rasa terhormat kami terhadap Bapak/Ibu Pemateri. Kami meminta maaf apa bila dalam penyusunan tugas ini ada kesalahan dapat dimaafkan. Terima kasih.


                                                                                                                   Penulis

  





DAFTAR ISI



BAB I              PENDAHULUAN      

A.    Latar Belakang

B.    Rumusan Masalah

C.    Tujuan



BAB II PEMBAHASAN

A.   Pengertian Perspektif Global

B.   Perspektif Global Dilihat dari Berbagai Visi



BAB III            PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA












BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Perspektif Global yang memang sangat penting dalam suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa mendatang, diantaranya dengan mengetahui memahami pengertian serta visi dari Perspektif Global itu sendiri.



Kita menyadari bahwa suatu fenomena kehidupan tidak hanya dapat dipandang dari satu bidang ilmu saja, akan tetapi akan berkait dengan berbagai ilmu lainnya. Begitu pula halnya dengan perspektif global, dalam pembahasannya banyak berkaitan dengan aspek lainnya, baik yang terkait dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, dan ilmu lainnya. Namun karena perspektif global berkaitan dengan masalah kehidupan manusia maka kita mencoba melihatnya dalam kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial. Selain itu juga perspektif global memberikan bekal kepada kita untuk dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa dunia luas ini perlu dipahami, dan dipelihara, mengingat bahwa kita ini sedang memasuki era globalisasi dan keterbukaan. Tanpa memahami dunia ini, mungkin kita akan tersesat oleh arus globalisasi yang begitu deras.



B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.      Apa Pengertian Perpekstif global ?

2.      Bagaimanakah cara melihat Perspektif Global dari Berbagai Visi ?



C.    Tujuan

Tujuan dari isi makalah untuk:

Untuk mengetahui Pengertian Perpekstif global dan cara melihat Perspektif Global dari Berbagai Visi.





BAB II

PEMBAHASAN



A.   Pengertian Perspektif Global

Perpekstif global adalah suatu cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.



B.   Perspektif Global Dilihat dari Berbagai Visi

a)    Visi

·         Antropologi Budaya oleh Koencaraningrat (1990 : 12) dikatakan sebagai pengganti ilmu Budaya, merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya.

·         Antropologi Budaya oleh E.A. Hoebel (Fairchild, H.P.dkk, 1982 : 12) didefinisikan sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitik beratkan kepada kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.



Sudut pandang Antropologi terhadap perspekstif global, terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai ketingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Oleh karena itu, proses dan arus global dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.



Perkembangan budaya (daya pikir) dengan kebudayaan (hasil daya pikir) sebagai satu kesatuan, berjalan menembus waktu yang menurut Marshall Mc.Clunan, menyebabkan terjadinya global village, dusun global yang mencerminkan tertembusnya batas-batas lokal dan regional membentuk tatanan kehidupan mendunia.

Dalam kehidupan umat manusia yang masih terbuka, persilangan kebudayaan, bukan hanya merupakan tantangan, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Kenyataannya, negara-negara di dunia termasuk di dalamnya Indonesia, secara sengaja melakukan pertunjukan kesenian keliling dunia, kunjungan anggota DPR ke seluruh dunia, pertukaran pelajar-pelajar antar negara, dll. Dalam suasana yang demikian, manusia yang menjadi dutanya berinteraksi, sedangkan aspek budaya yang dibawa dan dibawakannya bercampur-baur. Dalam kondisi yang demikian, disadari atau tidak, terjadi persilangan unsur-unsur kebudayaan. Proses yang demikian juga tidak dapat dicegah, bahkan dilakukan secara sengaja pada aspek-aspek tertentu, bahkan direncanakan secara sistematik. Demikianlah proses globalisasi budaya yang secara sengaja dilakukan oleh kelompok-kelompok manusia dan bahkan negara-negara didunia.



b)   Visi Sosiologi

Menurut Frank H. Hankins sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi mengajarkan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada kelompok itu. Perkembangan teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic mail) menyebabkan dunia ini tanpa batas (bord erless) secara non fisik. Setiap orang yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita dari seluruh dunia.



Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Karena masalah sosial yang mengglobal merupakan penghancuran umat dalam jangka yang relatif cepat meracuni generasi muda. Selain itu, akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukan perubahan sosial dimasyarakat sampai keproses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.



Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia.



c)   Skilogi Sosial dan Humaniora serta IPTEK

Makin meluas dan meningkatnya proses globalisasi dalam segala aspek kehidupan, karena adanya perangkat yang menjadi medianya. Perangkat tersebut meliputi perangkat lunak seperti ilmu pengetahuan, dan Teknologi (IPTEK), serta perangkat keras yang meliputi alat transportasi dan komunikasi. Perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan perangkat keras, tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kemajuan dan penerapan IPTEK, demikian juga sebaliknya. Di antara perangkat lunak dengan perangkat keras terdapat hubungan fungsional yang saling mempengaruhi.



Pengetahuan yang acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan serta disusun menjadi bidang-bidang filsafat, humaniora dan ilmu yang selanjutnya ilmu dikelompokan menjadi ilmu eksak dan non eksak.

·         - Menurut Brown & Brown (1980:2) mengungkapkan, teknologi adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang dikehendakinya. Teknologi juga dikatakan sebagai penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan.

·         - Marwah Daud Ibrahim (Yudi Latif, editor, 1994 :17) mengemukakan, sekedar upaya untuk menyamakan persepsi, kiranya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan disini adalah suatu jawaban sistematis dari kata “mengapa” (know why).

Sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan ”bagaimana” (know how). Dengan teknologi orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.



Jadi kesimpulannya =Steknologi itu tidak lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya untuk memenui kebutuhan tertentu.



Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif budaya, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul gelombang ketiga (1980), mengemukakan tiga tahap perkembangan, ikhtisarnya secara singkat sebagai berikut (Toffler, 1980 : 10)

1. Gelombang Pertama = ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju, IPTEK pertanian yang lebih maju dari periode sebelumnya, telah diterapkan dan dimanfaatkan. Saat itu terjadi revolusi hijau.

2. Gelombang kedua = tiga ratus tahun yang lalu, tepatnya pada abad XVII, dengan diketemukan mesin uap, mesin pemintal kapas, proses produksi di sektor industri cepat meningkat. Perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK dibidang produksi dan industri terjadi lonjakan, sehingga periode dikenal dengan revolusi industri.

3. Gelombang Ketiga = pada abad ini (XX), kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat. Radio, TV dan telepon maju dengan cepat termasuk penerapannya. Melalui media elektronik ini, berita, dan peristiwa cepat tersiar keseluruh dunia.

Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiar TV makin meluas, informasi makin cepat merambah. Oleh karena itu, pada abad XX, telah terjadi revolusi informasi. Melalui revolusi informasi, proses globalisasi berbagai aspek kehidupan, makin dipacu.



Dampak negatif perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK yang menghasilkan berbagai ketimpangan oleh Toffler (1976) disebut sebagai guncangan Hari Esok (Future shock), tidak hanya guncangan fisik (pshysial shock) melainkan juga guncangan kejiwaan (pshysial shock). IPTEK dibidang komunikasi informasi, menjadi salah satu saran dari berbagai permasalahan. Disinilah letak tuntutan bagi dunia pendidikan pendidikan dalam arti seluas-luasnya untuk menciptakan kiat mengatasi dampak negatif IPTEK terhadap guncangan fisik dan psikologis.



Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan IPTEK, memiliki kemampuan cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga berkembang serta dapat dikembangkan. Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik, kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu juga makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasi ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari yang menembus batas-batas ruang. Dari perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antar bangsa dan antar negara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi.








BAB III

PENUTUP



Interaksi sosial manusia yang makin meluas, baik langsung ataupun tidak langsung, telah menjadi salah satu landasan proses globalisasi kehidupan yang tidak dapat dibendung, bahkan pada aspek-aspek kehidupan tertentu telah dirancang sebagai satu kebutuhan yang dampak positifnya wajib disyukuri namun dampak negatifnya perlu diwaspadai.



Dari perspektif global, komunikasi merupakan sarana saling pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan global yang penuh masalah dan tantangan hari ini serta masa yang akan datang.



Dalam suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap SDM generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa mendatang.








DAFTAR PUSTAKA



  • - Dra. Umi Oktyari Retnaningsih, MA, 1998/1999.Perspektif Global.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • - Prof. Dr. H.Nursid Sumaatmadja, Drs. Kuswara Wihardit, M.A, 2002.Perspektif Global. Universitas Terbuka. 
  • www.google.com




Minggu, 19 Mei 2013

Makalah Batik



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.

1.2.      TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.


BAB II
ISI

2.1. MOTIF DAN CORAK BATIK INDONESIA
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh di pakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Adapun jenis-jenis Batik Berdasarkan Corak / Motifnya yang ada di Indonesia  sampai saat ini adalah sebagai berikut :
1.   Batik Pekalongan
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri yang menghasilakan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.
Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun sering kali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan zaman. Misalnya pada waktu penjajahan jepang, maka lahir batik dengan nama ” Batik Jawa Hokokai” yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan nama ”Tritura”. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif ”SBY” yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat dan songket. Warga Pekalongan tidak perna kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.

2.   Batik Mega Mendung



Hampir di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja ada daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan. tetapi kekayaan seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah disbanding kota-kota lainnya.
Menurut sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup berpengaruh adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari negerinya.
Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.
Motif Mega Mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi kehidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.

3.   Batik motif Truntun


      Boleh dibilang motif Truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentuk bintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali.

4.   Batik Jlamprang



Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.

5.   Batik Pegantin



Setiap motif pada batik tradisional klasik selalu memiliki filosofi tersendiri. Pada motif Batik, Khususnya dari daerah jawa tengah, terutama Solo dan Yogya, setiap gambar memiliki makna. Hal ini ada hubungannya dengan arti atau makna filosofis dalam kebudayaan Hindu-Jawa. Pada motif tertentu ada yang dianggap sakral dan hanya dapat dipakai pada kesempatan atau peristiwa tertentu, diantaranya pada upacara perkawinan.
     Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai. Selain Sido Mukti terdapat pula motif Sido Asih yang maknanya hidup dalam kasih sayang. Masih ada lagi motif Sido Mulyo yang berarti hidup dalam kemuliana dan Sido Luhur yang berarti dalam hidup selalu berbudi luhur.
Ada pula motif yang bukan sawitan kembar, tetapi biasanya dipakai pasangan pengantin yaiu motif Ratu Ratih berpasangan dengan Semen Rama, yang melambangkan kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Sebenarnya masih banyak lagi motif yang biasa dipakai pasangan pengantin, semuanya diciptakan dengan melambangkan harapan, pesan, niat dan itikad baik kepada pasangan pengantin. Pada Upacara Perkawinan Orang tua pengantin biasanya memakai motif Truntum yang dapat pula berarti menuntun, yang maknanya menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu berumah tangga.
Dikenal juga motif Sido Wirasat, wirasat berarti nasehat, dan pada motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya, yang melambangkan orangtua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga.



6.   Batik Tiga Negeri


Kerumitan membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah motif Batik Ttiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem, Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo.
Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik.

7.   Batik Pagi Sore
Desain batik pagi sore mulai ada pada jaman penjajahan Jepang. Pada waktu itu karena sulitnya hidup, untuk penghematan, pembatik membuat kain batik pagi sore. Satu kain batik dibuat dengan dua desain motif yang berbeda. Sehingga jika pada pagi hari kita menggunakan sisi motif yang satu, maka sore harinya kita dapat mengenakan motif yg berbeda dari sisi kain yang lainnya,jadi terkesan kita memakai 2 kain yang berbeda padahal hanya 1 lembar kain.
Tentu saja sekarang jarang sekali orang yang memakai kain kebaya (jarik) untuk sehari-hari, tetapi motif pagi/sore masih banyak di buat pada produk batik lainnya. Biasanya kain sutra ada yang dibuat 2 motif pada satu lembar kain jadi dapat dibuat dua baju, ada pula scarf yang biasa dipakai untuk jilbab, dibuat setengah polos dan setengah motif. Batik pagi sore memang alternatif untuk memiliki ragam batik dengan biaya terbatas.


§  Jenis-jenis Batik Berdasarkan Asal Pembuatannya adalah sebagai baerikut:
o   Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

§  Jenis-jenis Batik Berdasarkan Tekniknya adalah sebagai berikut :
o  Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
o  Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
o  Batik Lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan cara maupun alat dan bahan pembuatannya di bawah


A.   Batik Tulis
Ø  Teknik              :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

Ø  Cara pembuatan        :          
·         Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
·         Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
·         Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
·         Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
·         Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
·         Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
·         Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
·         Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan penjemuran.

Ø  Alat dan bahan          :
·         Canting --> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung
·         Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
·         Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
·         Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
·         Malam/lilin --> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
·         Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom





B.  Batik Cap
Ø  Teknik              :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap yang terbuat dari tembaga. Pembuatan batik ini hanya memakan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Ø  Cara pembuatan        :
·         Kain mori diletakkan di atas meja dengan alas dibawahnya menggunakan bahan yang empuk.
·         Malam direbus hingga suhu 60 – 70 derajat Celsius.
·         Cap dicelupkan ke malam yang telah mencair tadi tetapi hanya 2cm saja dari bagian bawah cap.
·         Kemudian kain mori di cap dengan tekanan yang cukup supaya rapih. Pada proses ini, cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori
·         Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah di cap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
·         Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain.
·         Proses pengecapan>pewarnaan>penggodogan diulangi kembali jika ingin diberikan kombinasi beberapa warna.
·         Setelah itu, proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda.
·         Penjemuran kemudian disetrika supaya rapih.

Ø  Alat dan bahan          :
·         Cap
·         Meja
·         Lilin malam
·         Pewarna


C. Batik Lukis
Ø  Teknik              :
Proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Ø  Cara pembuatan        :
·      Siapkan selembar kain mori.
·      Buatlah gambar pola pada kain tersebut sesuai kreasimu sendiri,
·      Tebali pola dengan cairan lilin malam yang telah dipanaskan. Gunakan ukuran canting yang sesuai pola. Kalian bisa menggunakan canting biasa (tradisional) boleh pula menggunakan kuas untuk mendapatkan karakter yang pas.
·      Berilah warna dengan menggunakan teknik celup atau coletan setelah lilin pada kain mori mengering.
·      Setelah pewarnaan selesai keringkan dengan cara diangin-anginkan.
·      Keroklah lilin pada kain mori dengan pisau tumpul  agar mori tidak rusak. pada proses ini tentu hasilnya belum benar-benar bersih lilinnya, maka lakukan dengan cara di seterika agar benar-benar bersih.
Cara yang digunakan untuk menghilangkan lilin dengan seterika adalah sebagai berikut :

·      Kain batik yang sudah dicelup warna dan siap dilepaskan sebaiknya lilinnya dibiarkan dalam keadaan kering.
·      Siapkan alat sejenis pisau tumpul, kemudian keroklah bagian lilin yang tebal yang menempel pada kain batik dengan alat ini sehingga sebagaian besar lilin terlepas dari kain. 
·      Siapkan beberapa kertas koran bekas, kertas tisu dan seterika listrik.
·      Letakkan kain batik di atas kertas koran sebagai landasan, kemudian letakkan lembaran kertas tisu pada bagian lilin yang akan dibersihkan . Tutup bagian atas kertas tisu dengan kertas koran kemudian seterikalah seperti ketika menyeterika pakaian.
·      Dengan diseterika maka lilin akan meleleh karena panas. Lilin yang sudah meleleh tersebut akan menempel pada kertas tisu. Ulangilah pekerjaan ini sampai lilin bersih.

Ø  Alat dan bahan          :
·         Kain mori
·         Lilin malam
·         Canting
·         Pewarna
·         Pisau tumpul
·         Koran bekas
·         Tisu
·         Setrika listrik


2.2.   PERKEMBANGAN BATIK MASA KINI

            Saat ini batik banyak kita jumpai pada barang barang keseharian di sekitar kita. Corak dan motif batik yang beraneka ragam dan menarik dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang contoh ; pakaian, tas, pajangan rumah, sprei, dan lain sebagainya. Dengan pengaplikasian seperti ini batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat. Bukan hanya pada kalangan atas atau pada forum formal. Bahkan pengaplikasian batik pada benda benda seperti itu sangat di minati para wisatawan domestik sampai mancanegara. Ini membuktikan bahwa batik sangat populer dan mendunia karena pesonanya.


BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Batik merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang sudah mendunia. Kaya akan motif dan coraknya yang menarik. Saat ini batik sudah banyak diaplikasikan pada benda benda keseharian. Sehingga batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat.

3.2. SARAN
Warga Negara Indonesia supaya dapat lebih memahami kebudayaan negaranya, yaitu batik. Karna batik adalah warisan turun temurun dari nenek moyang kita yang harus dilestarikan keberadaannya supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.
DAFTAR PUSTAKA